Diberdayakan oleh Blogger.

Artikel Populer

. . . .

Admin Control Panel

New Post | Settings | Change Layout | Edit HTML | Monetize | Moderate Comments | Monetize | Stats | Sign Out

Selasa, 27 Juli 2010

Akankah Hilang "Gasing" Di Bumi Melayu Riau?


Gasing merupakan permainan tradisional masyarakat melayu Riau yang sampai saat ini masih eksis meski pengaruh modrenisasi terus menerpa sesuai dengan perkembangan zaman. Tidak begitu diketahui kapan pertama kalinya gasing ini dimainkan, memang permainan tradisional Riau tidak hanya gasing saja namun yang paling populer adalah permainan gasing.


Secara umum gasing terbuat dari kayu keras dengan bentuk badan bulat, bulat lonjong, jantung, piring terbang (pipih), kerucut, silinder dan bentuk-bentuk lainnya yang merupakan ciri khas kedaerahan dengan ukuran bervariasi, terdiri dari bagian kepala, bagian badan dan bagian kaki. Gasing dimainkan dengan tali yang cukup panjang dan digulungkan pada kayu bulat, runcing pada bagian bawah dan terdapat katup pada bagain atas. Dilempar dengan keras ke tanah sehingga gasing tersebut berputar dengan kencang. Aturan permainan gasing ini tergantung pada para pemainnya, untuk kalangan anak-anak biasanya menggunakan sistem bertahan lama putaran gasing. Namun yang biasa dilakukan oleh orang dewasa gasing akan diadu.

Saat sekarang ini kita hanya dapat melihat permainan gasing ini dalam acara-acara resmi saja, tidak seperti dahulu gasing banyak dimainkan oleh anak-anak setiap harinya. Pamor gasing sudah dikalahkan oleh permainan “Beyblade” yang juga mirip dengan gasing namun lebih simple, praktis dan tentunya lebih modern.

Salah satu faktor yang menyebabkan gasing tidak banyak dimainkan adalah sulitnya mencari bahan bakunya, kayu meranti dan kayu kulim yang biasanya digunakan untuk membuat gasing saat ini sudah hampir tidak ada karena hutan sudah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit. Ironis melihat kondisi seperti ini, dimana generasi penerus bangsa ini sudah tidak mengenal lagi permainan tradisional daerah mereka sendiri! Siapakah yang harusnya bertanggung jawab dengan kondisi seperti ini?



Publikasikan ...

Tautan halaman ini.








0 komentar:

Posting Komentar

Label

TopBottom
  © Kantor Berita ASTEKI / TELAPAK Jawa Barat KoTa HuJaN 2008
didukung oleh tPort Integration dan Blogger | Back to TOP  
tutup [x]