Diberdayakan oleh Blogger.

Artikel Populer

. . . .

Admin Control Panel

New Post | Settings | Change Layout | Edit HTML | Monetize | Moderate Comments | Monetize | Stats | Sign Out

Rabu, 30 Juni 2010

Catatan River Defender Dalam Ekspedisi Sungai Kampar 2010

Kegiatan Ekpedisi Sungai Kampar 2010 yang dilakukan oleh River Defender mendapat apresiasi dan respon positif dari berbagai pihak terutama Pemerintah dan Masyarakat sehingga dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan sebuah kegiatan untuk menyampaikan seluruh hasil dan informasi yang didapatkan kepada masyarakat luas. Kegiatan berlangsung pada tanggal 5–12 Juni 2010 yang lalu bersempena dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Expedisi ini juga turut melibatkan Harian Tribune Pekanbaru yang menjadi Official Media Partner bertugas untuk mengekspose / mengabarkan setiap hari laporan dari Tim Expedisi selama perjalanan berlangsung.

Akhwan Binawan salah seorang Anggota River Defender yang menjadi Koordinator dalam Ekspedisi Sungai Kampar 2010 memaparkan River Defender sejarahnya lahir atas kepedulian terhadap situasi dan kondisi dari 4 sungai besar yang ada di Proponsi Riau yaitu Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Indragiri dan Sungai Kampar. Didasari atas situasi dan keadaan yang secara histori bahwa masyarakat Riau dahulunya adalah masyarakat sungai namun sekarang telah terjadi perubahan baik sosial, budaya dan ekonomi menyebabkan banyak perubahan yang telah terjadi. Maka dari itu, kita mencoba menggali kembali apa saja yang dulu sempat ada dan situasi saat sekarang ini sudah seperti apa.

River Defender adalah sebuah kelompok atau beberapa orang yang secara sukarela (voluntary) mencoba untuk berbuat sesuatu terhadap situasi dan kondisi sungai yang ada di Propinsi Riau. Ide ini muncul di awal tahun 2010, seiring dengan tercetusnya ide tersebut River Defender mencoba untuk melakukan sebuah kegiatan dalam tahap awal yaitu Kegiatan Ekspedisi Sungai Kampar 2010. Dalam Kegiatan Ekpedisi Sungai Kampar, dilakukan beberapa aktivitas antara lain penelusuran sejarah, studi ekologi, sosial dan ekonomi termasuk pengukuran kualitas air Sungai Kampar.

Hasil sementara didapat adalah bagaimana potensi yang ada baik potensi ikan, air dan vegetasi tidak cukup banyak diexpose di tingkat publik sehingga kecenderungan perubahaan secara drastis yang mengubah kondisi sungai kampar tidak banyak diketahui.

Zainuri Hasyim yang juga anggota River Defender menjelaskan secara singkat beberapa informasi yang didapatkan dalam ekpedisi ini. Sungai Kampar mempunyai perbedaan pada tingkat karakteristik dan kondisi sungai, pada tingkat hulu yang berada di kampar kiri hulu situasi sungai relatif dangkal dengan arus yang cukup deras. Kondisi ini seharusnya menjadi perhatian banyak pihak bahwa energi sungai yang bersih kemudian arus yang deras walaupun dangkal sesunggunya punya potensi untuk mikrohydro. Kondisi di pertengahan antara Kuntu, Lipatkain, Mentulik sampai Gunung Sahilan dan Langgam, sesungguhnya adalah potensi yang mencukupi dari sisi perikanan. Sampi kepada hilir sungai kampar di Teluk Meranti terdapat “Bono” (Gelombang Air Pasang) yang merupakan potensi untuk dijadikan wisata.

Beberapa permasalahan yang didapat adalah ada beberapa ancaman yang harus dicegah sedari awal oleh banyak pihak antara lain di daerah Lipatkain tim mendapatkan keluhan dari masyarakat tentang menurunnya kualitas air sehingga masyarakat tidak bisa memanfaatkan sungai sebagaimana mestinya baik untuk mandi atau mencuci. Hal ini disebakan oleh pencemaran dari penambangan emas yang ada di Sungai Sengingi. Untuk dareah antara Pelalawan sampai Teluk Meranti, permasalahan yang terjadi adalah terdapat beberapa indikasi pencemaran dari pabrik-pabrik yang ada di sekitar daaerah tersebut. Diantaranya di muara Sungai Kutup dan Sungai Kerumutan terdapat beberapa perusahaan yang disinyalir menjadi penyebab menurunnya kualitas air. Realitas ini harusnya dapat diekspose lebih dalam lagi.

Harapan kedepan, River Defender akan menjadi kelompok inisiator dalam penyelamatan sungai yang ada di Propinsi Riau (Pembela Sungai) dan dapat menggugah berbagai pihak, dalam hal ini Pemerintah, Masyarakat termasuk Perusahaan karena mereka juga memiliki tanggung jawab dan harus peduli terhadap kondisi dan situasi sungai yang ada di Propinsi Riau.



Publikasikan ...

Tautan halaman ini.








0 komentar:

Posting Komentar

Label

TopBottom
  © Kantor Berita ASTEKI / TELAPAK Jawa Barat KoTa HuJaN 2008
didukung oleh tPort Integration dan Blogger | Back to TOP  
tutup [x]